Sunday, June 10, 2007

ARTIKEL


Cintailah PEKERJAAN Anda !
Pekerjaan seringkali menjadi beban bagi kebanyakan orang. Padahal, bila suatu pekerjaan sudah dianggap sebagai beban, maka pekerjaan itu kemungkinan besar akan dilakukan tidak sepenuh hati. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mulai mencintai pekerjaan Anda.
TIPS KARIR
Fokus pada bagaimana anda bekerja bukan pada apa yang anda kerjakan......
Banyak orang berasumsi bahwa kepuasan bekerja dapat diraih ketika ia berada dilingkungan kerja yang tepat. Hal ini tidak selalu benar. Meskipun Anda tidak berada ditempat yang Anda impikan bukan berarti Anda tidak bisa mencintai pekerjaan Anda.Carilah bagian dari pekerjaan ini yang Anda sukai, kemudian lakukan yang terbaik mulai dari sana. Ingatlah bahwa yang terpenting adalah bagaimana Anda melakukan bukan apa yang Anda lakukan.

Sesuaikan kemampuan dengan Tujuan Institusi/Organisasi
Identifikasi kelebihan Anda, lalu cari tahu apa yang dibutuhkan institusi/organisasi saat ini dan dimasa datang. Cari tahu pula bagaimana Anda bisa berperan untuk mencapai tujuan institusi/organisasi. Jangan ragu untuk menunjukkan kelebihan Anda kepada atasan. Memang hal ini membutuhkan kerja keras dan pemikiran yang kreatif. Tapi, semua akan terbayar dengan hasil yang memuaskan. Penyesuaian antara kemampuan Anda dengan tujuan institusi/organisasi akan menjadi kombinasi yang sempurna, juga akan memunculkan atmosfir kompetisi yang sehat ditempat Anda bekerja.

Ingat, Uang bukan segalanya..!
Uang bukanlah segalanya, maka berhentilah menjadikannya sebagai alasan untuk bekerja. Berapapun penghasilan yang Anda dapatkan ia tidak akan pernah dapat memuaskan keinginan Anda. Penghasilan hanyalah satu dari sekian alasan Anda bekerja. Ingatlah bahwa pengalaman dan pengembangan diri yang akan Anda dapatkan dalam sebuah pekerjaan, lebih berharga dari selembar uang kertas.

Sadari Kekurangan, Benahi Diri
Anda akan lebih mudah mengembangkan diri, jika Anda mau mengakui kekurangan diri kemudian menerimanya. Tak ada orang yang sempurna didunia ini. Memang lebih mudah menyalahkan orang lain atas setiap kegagalan dan ketidaknyamanan. Tetapi itu bukanlah jawaban. Apalagi Anda hanya bisa mengkritik orang lain tanpa memberi solusi atas apa yang Anda kritik. Cobalah Anda mendata kekurangan yang ada pada diri Anda sendiri, kemudian mencari pemecahannya. Jangan sungkan melibatkan orang lain yang Anda anggap memiliki kompetensi.

Yakinlah Bahwa Pekerjaan Anda Berharga
Kalau Anda tidak dapat menemukan hal yang menarik dari pekerjaan Anda, cari tahu alasannya. Mengapa..? Mungkin bukan pekerjaan baru yang Anda butuhkan tapi bagaimana mengubah pola pandang Anda terhadap pekerjaan Anda tersebut. Tantang diri Anda untuk menciptakan kondisi yang menarik dari kondisi yang Anda rasa tidak menyenangkan saat ini.

Ikutilah Pelatihan
Umumnya institusi/organisasi mempunyai anggaran untuk pengembangan diri para karyawannya. Seperti pelatihan medis, paramedis, pelatihan kepemimpinan dan organisasi, pelatihan manajemen, team building, dan pelatihan lainnya. Ikutlah pada satu atau beberapa pelatihan. Mengikuti pelatihan yang terkait dengan pekerjaan Anda, bisa jadi akan mempermudah cara pandang Anda terhadap pekerjaan. Semoga dari situ anda akan menemukan hal menarik dari pekerjaan Anda.
Syukurilah
Yang terpenting dari itu semua adalah syukurilah apa yang Anda miliki saat ini. Dengan rasa syukur yang Anda miliki, Anda bisa mulai belajar mencintai apa-apa yang Anda miliki, salah satunya adalah pekerjaan Anda.
(Junaidi, S. Psi)





PERENCANAAN KEUANGAN
KELUARGA PROFESIONAL


Belakangan ini Anda mungkin kerap membaca atau mendengar istilah perencanaan keuangan. Banyak buku tentang perencanaan keuangan diterbitkan, bahkan seminar-seminar tentang perencanaan keuangan atau manajemen kekayaan (wealth management) mulai sering dilaksanakan oleh para praktisi perencanaan keuangan. Banyak orang yang tertarik dengan topik ini, tetapi ada juga yang kurang tertarik karena merasa sudah memahami atau bahkan telah melakukannya.

Tujuan penulisan artikel ini adalah memberikan wawasan tentang arti penting membuat rencana keuangan sejak awal. Khususnya bagi kaum profesional seperti tenaga kesehatan. Bagi skill based income earner, rencana keuangan yang komprehensif relatif lebih diperlukan, karena kualitas kehidupan pribadi maupun keluarga sangat bergantung pada skill yang dimiliki.

Perencanaan keuangan selalu berhubungan dengan masa depan. Rencana keuangan yang baik harus memiliki tujuan yang spesifik atau jelas, bisa diukur dan dibandingkan (bersifat kuantitatif), realistis dan ada tenggat waktu kapan tujuan itu harus dicapai. Perencanaan keuangan dapat diibaratkan seperti sebuah peta untuk membantu mencapai tujuan dan kebutuhan keuangan.

Beberapa contoh tujuan keuangan adalah : menyediakan dana pendidikan anak, dana pensiun, menyiapkan dana emergency, menetapkan dana operasional rumah tangga, menabung untuk tujuan tertentu (misalnya : membeli rumah, ibadah haji, membeli mobil, dll), mempersiapkan dana warisan kepada anak, dsb. Tujuan kebutuhan keuangan tersebut harus disusun skala prioritasnya, karena seringkali pendapatan yang diterima tidak bisa digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan pada saat yang sama. Selain itu banyak godaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari yang mendorong orang membelanjakan uangnya untuk barang atau jasa yang mungkin tidak/belum diperlukan. Disinilah letak arti penting dari perencanaan keuangan. Dengan memiliki rencana keuangan yang jelas dan terencana, keuangan keluarga dapat dikelola secara lebih cermat dan efektif.

Setelah tujuan dan kebutuhan keuangan ditentukan dengan jelas, langkah selanjutnya yang perlu diambil adalah mengambil tindakan untuk mencapai tujuan itu. Inti dari tindakan tersebut disiplin dalam menabung. Disiplin menabung disini tidak selalu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berkecukupan. Mereka yang hidupnya sederhanapun bisa melakukannya. Banyak orang yang bercukupan tidak bisa menabung karena memang tidak ada dorongan yang kuat untuk menabung, sehingga pendapatan yang diperoleh hanya digunakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif dan kurang memberi nilai tambah. Jadi masalah utamanya terletak pada dorongan untuk memiliki masa depan yang lebih baik dengan mulai menabung dan membatasi pengeluaran yang tidak perlu.

Berkaitan dengan disiplin menabung ada dua tipe orang : Tipe pertama adalah mereka yang membelanjakan pendapatannya dan baru menabung sisanya pada akhir bulan. Tipe kedua adalah mereka yang langsung memotong pendapatannya untuk tujuan jangka menengah-panjang dan baru menggunakan sisanya untuk dibelanjakan. Dalam jangka panjang, orang tipe kedua akan memiliki kekayaan lebih besar dari orang tipe pertama, meskipun mereka memiliki pendapatan dan beban biaya hidup yang sama. Orang tipe kedua mengelola pendapatannya berdasarkan perencanaan yang jelas, sementara orang tipe pertama tidak memiliki tujuan yang jelas atau bahkan belum mempunyai rencana keuangan samasekali.

Menunda menabung itu mahal harganya. Dengan menjalankan kedisiplinan dalam rencana keuangan dapat menimbulkan ketenangan (peace of mind) dalam merenda masa depan, karena semuanya sudah tertata dengan baik.

Bagi skill based income earner, selain masalah disiplin menabung, ada satu aspek lain yang perlu diperhatikan, yaitu adanya dana emergency saat terjadi resiko dengan dirinya (misal : dana rawat inap, sakit kritis, cacat) karena pendapatan mereka sangat bergantung pada kondisi kesehatan mereka. Tidak ada satu orangpun yang bisa meramalkan masa depan, termasuk yang berhubungan dengan kesehatan. Kepastian pencapaian tujuan dan pemenuhan kebutuhan keuangan bisa dibantu dengan perlindungan asuransi kesehatan yang menyeluruh dan besarnya memadai. Dengan membeli polis asuransi, penabung mengalihkan risiko kesehatan dan risiko tidak tercapainya tujuan keuangan karena cacat tetap, sakit kritis, atau meninggal dunia kepada perusahaan asuransi. Memang ada biaya asuransi yang harus dibayarkan, tetapi besarnya biaya itu umumnya relatif kecil jika dibandingkan dengan nilai dari tujuan keuangan yang diproteksi.

Dalam memilih bentuk asuransi yang cocok dengan kebutuhan perlu dilakukan secara seksama dan teliti. Sebaiknya juga informasi-informasi tentang segala bentuk asuransi kesehatanpun tidak diterima secara mentah-mentah tetapi harus disertai dengan perhitungan dan alasan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. (NWA. 14-03-06)